Ketika Allah Memberimu Kesempatan Lagi,,,,Sekali Lagi

Ketika Allah Memberimu Kesempatan Lagi,,,,Sekali Lagi
Hidup itu tempat seneng, susah, kecewa, kadang buahagia, kadang putus asa. Putus asa, kata yang tak semudah untuk dihadapi. Manusia, sebagaimana tangguh dan bijaknya, pastilah ia pernah merasakan pahitnya berputus asa.

Tak mudah memang, ketika putus asa datang, saat itu tidak ada  lagi rasa percaya diri sedikitpun. Yang ada perasaan fokus pada kelemahan diri. Seperti tidak memiliki sisi kebaikan diri sedikitpun. Setelah itu, muncul perasaan bersalah. Ya...akhirnya ada pertarungan sengit bak pagelaran pengadilan pidana. Ada Jaksa yang abis-abisan menghakimi si tersangka. Uniknya, pengadilan ini memiliki jaksa, hakim, tersangka, dan pengacara sendiri yakni dirinya sendiri. 

Wuh.....nyesek dan sakiiitttt,,, itulah yang dirasakan bak tak ada penawarnya.
Saat itu, pikiran negatif terus berkeliaran,,,,liar.....kadang logika pun seakan lumpuh. Parahnya, bagi yang merawat pikiran itu, kadang sempat terbesit pikiran untuk lariiiii dari masalahhh,,,,maupun sampai mengakhiri hidup.  Dalam posisi itu, dunia yang sempat memberikan kebahagiaan sirnah sudah.

 Namun tatkala itu berlalu, manusia seakan lupa dengan rasa sakit itu.  Mulailah ia mengarungi perjalanan hidupnya yang baru. Mengukir sejarah lagi. dengan penuh semangat, ia tantang kerasnya batu karang. Tapi, ketika teguran Sang Kuasa menyapa lagi, ia harus berhadapan dengan yang namanya sakit hati.

Singkat sekali...Hari itu pagi menyapa dengan begitu ramah. Masih dalam suasana girang hati, ia ingin menaiki sepeda hanya ingin mencari udara segar dan menikmati sarapan pagi buatan ibunya di sebuah resto. Setelah bercengkerama, ia kemudian memutuskan untuk pulang dan men-starter sepeda motor. Tak dinyana, sepeda itu tiba-tiba melesat ke arah yang tidak diinginkan. Ada banyak kendaraan berlalu lalang di jalan utama itu. Tapi, kencang sekali sepeda itu tak mau menuruti keinginan si pengendara untuk berhenti melaju. Ia tekan pedal remnya, tapi si motor itu bersi keras untuk melaju tanpa melihat ada banyak kendaraan dengan kecepatan tinggi siap melahapnya. Tiiiiinnnn......suara klakson menambah riuh, beribu kali, menyapa motor itu untuk segera berhenti,,,tapi tak dihiraukan. Semua mata menuju, dan yakin ia akan segera menutup usianya lantaran bus besar sudah sekitar lima jengkal lagi merangkul raganya. Sang ibu berteriak kencanggg dengan doa di seberang jalannn.. Tak ada lagi harapann sepertinya. Seketika itu, ia hanya berpasrah ketika Sang Khalik memanggilnya. Namun,,, semua dugaan itu sirnah sudah. Ia selamat. Semua kendaraan yang melaju begitu cepat diam tak bergerak di depannya seraya ratusan cibiran, laknat, cacian, makian melantang keras di depan wajahnya. Ia hanya terdiam, menundukkan kepala, dan menangis. ternyata,,,, Allah masih ingin memberi waktu untuk memperbaiki kehidupannya sebelum ia kembali ke hadirat NYA...  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALYSIS OF “THE STANDARD OF LIVING” BY DOROTHY PARKER